Minggu, 22 November 2015

Save Street Child #Part6

"berapa lama kita tak ketemu kei? loe ngilang kemana aja? dan nemu dimana bidadari ini?" pertanyaan abbas kali ini frontal dan tanpa basa-basi.
"oke, gua minta maaf, gua minta maaf karena udah ngilang dari kalian, gua selama itu hidup di tanah rantau, yang dengan takdirNYA lah gua akhirnya setelah 2 tahun kerja lolos juga di ujian masuk kuliah arsitek di seoul university, disitulah gua nemu bidadari ini. ketika dia berkata aku bisa menjadi pohon tinggi besar yang bisa meneduhkan banyak orang dan dia menyuruhku melamarnya, aku sempat setengah shock linglung dan bingung, ini aku siapa? dia siapa aku juga gak tau. tapi jujur aku emang kagum sama dia sejak semester dua, namun seemuanya masih abu-abu. aku pun bilang sama dia, maaf aku tidak bisa bicara aku mencintaimu karena Allah, aku takut bawa-bawa nama Tuhan dalam urusan ini, ada dua hal, pertama aku belum tau jika aku berkata demikian apa benar-benar lillahi taala atau hanya lisan saja?, kedua aku yakin sih semua Allah yang ngatur aku lebih suka kata aku mencintaimu dan maukah kamu ikut bersamaku belajar bersama agar mendapat cintaNYA?"
"kedengar semacam cinta sufi ya bas?" rein sambil menyulut rokok yang baru ia keluarkan dari bungkusnya.

"tidak rein, kei benar. banyak yang mengatasnamakan Tuhan demi terlihat baik. kita itu siapa? udah berani bilang cinta karena Allah tapi kenapa kalau dipanggil pakai toak banyak gak datang? atau masih nanti saja karena tanggung ada kerjaan? kita itu siapa? udah berani bilang cinta karena Allah sementara belum bisa menjaga diri sendiri baik pandangan bahkan yang lain. kita itu siapa? udah berani bilang cinta karena Allah sementara pengetahuan tentang Allah (tauhid) saja masih minim. kita itu siapa? udah berani bilang cinta karena Allah sementara masih sering menghina mahluknya yang lain. sedikit malu sih kalau mengatasnamakan Tuhan untuk keinginan kita."
"sudah-sudah bahasannya sementara cukup sampai disini dulu. kei silahkan dilanjutkan perbincangan kita waktu di jepang. setelah itu abbas silahkan kamu jelasin kenapa loe ngundang kita semua kemari."
"oke, brad, gua sempat diskusi dengan jon waktu dijepang, bagaimana kalau kita kembangin smart home di indonesia? kalau misal kenapa harus smart home, gua jelasin. agung group, citra group, taman group dan setaranya mereka sudah dedengotnya property di indonesia, berapapun rumah yang mereka jual pasti soldout berapapun harganya pasti banyak orang yang beli, kita susah masuk di dunia yang sama, karena mereka lebih dulu namcepin bendera. nah sekarang mereka semua lagi belajar smart home sama seperti kita jadi peluang kita dan mereka masih cukup adil untuk bersaing. jika kalian tanya bagaimana cara kita bersaing dengan mereka, memang gue masih anak bawang di dunia ini, masih 5 tahun geluti ini di korea dan jepang, itu pun posisi gua masih karyawan namun paling tidak gua rasa ada hal yang bisa kita adopsi dari proyek-proyek terdahulu dan kita kembangkan apa yang seharusnya lebih baik. gua udah ada catatannya sih ini dari kurator pribadi gua *kei melihat ke arah istri tercintanya*. ya memang gua tau ini bukan project kecil, gua tau kemampuan kita, santai aja, kita punya DIA, DIA yang kemampuannya tanpa batas."
"gua gak percaya kemampuan loe kei, maaf ya. untuk itu I'm in, gua ikut karena gua sadar loe, gua, abbas dan rein pun punya kelemahan dan kelebihan masing-masing dan pengalaman masing-masing. maka dari itu gua siap untuk berbagi pengalaman maupun relasi. so I'm in."
"oke gua anggap semua setuju, jadi sekarang waktunya gua ngasih tau kenapa kalian semua gua panggil kesini. kak shaf butuh kita, *semua mata tertuju pada abbas*. iya, kak shaf butuh kita. gua serius"
"loe nemu contact kak shaf dari mana? kok gak pernah cerita?"
"tadi pagi putra nya datang ke cafe ini lalu menceritakan kondisi kak shaf, kak shaf koma sudah tiga hari"
"kamu seyakin itu kalau orang itu benar kak shaf? anak itu bawa buku kliping kak shaf, ternyata selama ini kak shaf tetap memantau kita, mulai dari peresmian cafe gua yang di muat di wartakota, tulisan-tulisan jon di media tentang berbagi ilmu usaha, media international tentang pendapat-pendapat kei tentang kemajuan smart home di negara-negara asia, sampai kolom opini yang sering ditulis rein dalam kalpos. dari situ gua yakin. sekarang kita bubar, udah jam 1 malam, besok jam 7 pagi kita kumpul disini. oke see you"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar