Minggu, 22 November 2015

Save Street Child #Part7

dalam perjalanan pulang ada hal yang mengganjal di hati fatimah, kenapa selama ini kei tidak pernah cerita bahwa dia kagum padanya sejak semester dua sementara dia menyuruh kei melamarnya di semester tujuh.
"kamu kenapa? apa terngiang kata-kata ku yang semester dua itu?
"iya, kenapa mas gak pernah ngomong? dari semester dua ke semester tujuh itu kan lama banget"

"iya, aku ngomong kok, tapi bukan ke kamu, ke langsung yang punya kamu."
"hah? kamu ngomong sama bapak? atau ibu? aku kan gak pernah ngenalin atau ngasih tau siapapun tentang orang tuaku"
"bukan, aku ngadu sama yang nyiptain kamu yank, tiap bangun malam, tiap ditengah kesibukan pagi. bagaimana rasanya namamu kusebut dalam doa selama itu?"
"entahlah, sebenarnya aku pun menyebut namamu dalam doa sejak semester tiga loh mas, menurut mas bagaimana rasanya nama mas aku sebut dalam doa?"
"maksudmu?"
"hahahahaaa" mereka berdua ketawa sambil saling menatap penuh kasih dan sayang.
"entahlah, mana doa yang lebih ijabah, doaku memina izin agar menjadi imammu, menjadi suamimu, menjadi contoh yang baik untukmu dan anak-anak ataukah doamu memintaku menjadi imammu ya?
"entahlah, itu rahasia Allah mas, yang jelas semoga kita mendapat cintaNYA ya"
"Aamiin" kei mengecup kening fatima, fatima dengan mata terpejam sangat senang menerimanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar