Sabtu, 07 Januari 2012

ODHA... ada apa dengan mereka???


ODHA (Orang Dengan HIV AIDS)
Tiba-tiba aja waktu gwa “bengis” terpikir kata ODHA . jujur sampai saat ini  gwa nggak pernah melihat ODHA, gwa perjelas lagi gwa nggak pernah melihat ODHA. Namun cerita dalam novel Dengan Hati karya Syavrina Siregar yang diterbitka oleh Gm (Gramedia Pustaka Utama) menyuruh atau lebih tepatnya memaksa aku menulis tentang ODHA. meskipun sekarang bukan hari AIDS tapi gwa tetep harus ngetik ini.
Sobatku yang sedang membaca blog ini menurut kalian kenapa sih orang bisa sampai “dihantui” HIV positif dan bergelar ODHA alias Orang Dengan HIV AIDS???
Pasti jawaban kalian adalah orang tersebut gonta-ganti pasangan sex, join jarum suntik narkoba, ya kan?  lantas kalian pasti menganggap “para” ODHA adalah orang yang tak “bermoral”  , yakan?
Hmmm.....untuk pernyataan terakhir kalian salah besar sob. Para ODHA belum tentu melakukan tindakan-tindakan yang “tak bermoral”. INGET ITU..!!! biar kalian lebih jelas, maka gwa perlu menegaskan disini PARA ODHA BELUM TENTU MELAKUKAN TINDAKAN-TINDAKAN YANG TAK BERMORAL.
Sabar… gwa akan ngejelasin kenapa tidak semua ODHA berperilaku buruk. Kalian inget gak hmm… atau sekedar tau aja wes mengenai penyebaran Human Immunodeficiency Virus alias HIV?
Sebelum melangkah jauh tentang  cara penyebaran, gwa akan ngejelasin apasih Human Immunodeficiency Virus alias HIV itu. HIV adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia.  Dengan memperlemah ketahanan tubuh terhadap penyakit, HIV menjadikan tubuh rentan terhadap infeksi yang berpotensi mengancam jiwa. HIV bersifat menular. Jika  tidak mendapatkan perawatan, maka HIV akan terus menggerogoti system kekebalan tubuh. Sebagai akibatnya, tubuh menjadi rentan terhadap penyakit yang dapat tubuh menjadi rentan terhadap penyakit yang dapat mengancam jiwa, yang secara normal tidak berakibat serius pada orang sehat.  Tahap infeksi ini disebut Acquired  Immuno Deficiensy Syndrom atau yang biasa disebut AIDS, yang berarti kumpulan berbagai gejala penyakit akibatmenurunnya system kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV.
Bukan satu atau dua orang yang menganggap  ODHA adalah orang yang terkena “kutukan” atau HIV adalah penyakit “kuukan”
Gwa perjelas lagi.. Para ODHA tidak semuanya berprilaku  “bejat”. Jadi kata “kutukan” harap di simpen dalam kantong saku kalian masing-masing, kalau gak betah buang aja jauh-jauh!!!!
HIV disebabkan oleh hubungan SEX dengan gonta-ganti pasangan tanpa alat pelindung (kondom dan sejenisnya). HIV juga bias disebabkan karena jarum suntik narkoba (makanya jangan coba-coba ya sob). Selain itu juga bias karena tertular oleh orang yang mengidap HIV positip
Tenang-tenang cara penularannya gak semudah flu, ada orang terkena flu bersin di dekat kita dan besok kita ikutan flu. Untuk HIV cara penularannya bias disingkat dengan ESSE, apa ESSE itu???
ESSE adalah Exit, Sufficient, Survive, Enter, yaitu virus tersebut keluar  dari orang yang mengidap HIV positip atau biasa disebut ODHA  dengan jumlah yang cukup, serta virus tersebut dalam keadaan masih hidup. Dan yang terakhir adalah virus tersebut masuk dalam tubuh atau sel darah manusia.
Jadi, untuk berjabat tangan, saling menyapa, berbincang-bincang, curhat atau yang sejenisnya, dengan ODHA  tidak menyebabkan kita tertular.
Dan untuk menanggapi gossip jarum di tempat-tempat umum seperti bioskop , angkot, dll. Pernah denger kan??? Kemungkinan gossip itu SALAH dan GAK  BENER. Karena  mari kita simak, HIV itu bisa hidup bertahan lama dimana aja sih???
Sob… HIV itu hanya bisa bertahan lama hanya di empat tempat, cairan darah, cairan vagina, cairan sperma dan air susu ibu. Jadi kalau ada gossip seperti tadi kalian bisa mencerna sendiri lah, ok…!!
Sebenarnya HIV itu sama aja seperti demam berdarah. Jadi gak perlu adanya diskriminasi.sekarang gini aja ya… kita udah tau bahwa penularan HIV itu tak semuda penularan penyakit panu maupun flu, terus apalagi alasan yang bisa kita pakai agar tindakan kita menjauhi para ODHA di anggap menjadi tindakan yang BENAR??? Mereka juga manusia yang butuh cinta kasih dari keluarga, teman, sahabat dan lingkungan setempat. Mereka sudah cukup tersiksa dengan maut yang selalu melambaikan tangannya dalam benak mereka. Mereka sudah cukup menderita dengan pertanyaan-pertanyaan apakah esok aku masih bisa merasakan hangatnya terik mentari?? Apakah tarikan nafas berikutnya aku bisa melaksanakannya dengan sukses??? Dan apakah apakah yang lain.
Dan siapasih yang pengen jadi ODHA?? gak ada kan??
Itu semua terjadi begitu saja. Dan  mereka pun tak perlu menyalahkan diri sendiri dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan kenapa aku dulu begini, kenapa aku begitu dan kenapa kenapa yang lain. Karena semua pertanyaan tadi TIDAK AKAN merubah keadaan saat ini, isn’t it??
Ada obat namanya Anti Retroviral biasa dikenal dengan sebutan ARV, obat ini berfungsi sebagai peningkat sel darah putih dalam tubuh, obat ini harus diminum setiap 12 jam secara teratur, tidak boleh terlalu cepat ataupun terlambat. Karena terlambat sedikit saja resikonya akan semakin besar sehingga obat ini sudah tidak ada artinya lagi, itu artinya pengobatan harus dihentikan sementara sembari menunggu petunjuk dokter berikutnya, dan tentunya akan diberi obat dengan dosis yang lebih tinggi lagi.
Sob… kalian pasti bisa membayangkan betapa tersiksanya mereka dengan harus meminum obat secara teratur seumur hidup mereka.
Apa kalian masih ‘punya hati’ alias tega mendiskriminasi mereka??
Sebagai penutup
Ini ada kutipan yang gwa ambil dari novel tadi
‘DUKUNG KAMI DAN PEDULIKAN KAMI
KAMI SEMUA MANUSIA
KAMI JUGA NORMAL
PUNYA TANGAN
PUNYA KAKI
MAMPU BERJALAN, MAMPU BERBICARA
KAMI PUN PUNYA KEBUTUHAN SEPERTI YANG LAINNYA
JANGAN TAKUT KEPADA KAMI
KARENA KAMI PUN SAMA DENGAN KALIAN!!’
-mendiang Nkosi Johnson, 12 th, aktivis AIDS  di Afrika Selatan-
(dikutip dari sambutannya pada pembukaan konfrensi AIDS Internasional ke-13 di Durban)

Untuk itu MARI KITA MENCEGAH HIV AIDS dan MENGHAPUS DISKRIMINASI terhadap para ODHA.
Sekian..
Wassalam..
By.  Gejemlete
\\(n_n)d

2 komentar:

  1. bener banget.
    gak semua ODHA itu berkelakuan buruk. Dan kita sebagai yg gak terjangkit gak seharusnya mendiskriminasi mereka. Seharusnya kita malah ngedukung mereka supaya untuk tetep berjuang ngejalanin hidup mereka. Ngasih support ataupun ngebantu mereka untuk terus berkarya disisa hidup mereka.


    ODHA emang gak bisa disembuhin, tapi dengan kita tetep terus menyuport mereka. Yakin deh, kepercayaan diri mereka untuk hidup bakalan terus berkobar. Dan mereka gak bakalan nyia2in semangat2 yang udah bersedia nolong mereka :)

    BalasHapus